Kutipan Pidato Penobatan Sri Sultan HB IX ( 18 Maret 1940 )
" Sepenuhnya saya menyadari bahwa tugas yang ada di pundak saya adalah sulit dan berat, terlebih-lebih karena ini menyangkut
mempertemukan
jiwa barat dan timur agar dapat bekerjasama dalam suasana harmonis,
tanpa yang Timur kehilangan kepribadiannya. Walaupun saya telah
mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya namun pertama tama saya
adalah dan tetap adalah orang Jawa "
Saya
mencoba menganalisa Pidato Yang Mulia Sri Sultan Hamengkubuwono IX
tersebut, ada yang sangat mengejutkan berkaitan dengan kata "JAWA", Kata
Jawa berasal dari “arjawam” dari bahasa sansekerta, yang berarti jujur,
rendah hati (bermoral ). Jadi bisa ditafsirkan bahwa orang jawa adalah
orang-orang yang dengan sadar terus menerus belajar dan mengasah jiwanya
agar tetap bermoral dan jujur.
Dengan
kata lain Pidato Beliau itu juga merupakan Ajaran Budi Pekerti yang
begitu sangat indah mempesona karena Ajaran Budi Pekerti itu dikemukakan
dalam bentuk "sanepo" (?), dimana kita diajak oleh Beliau agar
berfikir, ini merupakan pendidikan Budi Pekerti yang luar biasa sekali.
Kenapa
luar biasa ?, karena Ajaran Kejujuran itu oleh belau dikemukakan dalam
suatu momen yang istimewa ( Pidato Penobatan Sri Sultan HB IX, 18 Maret
1940 ), yang kedua Ajaran Kejujuran itu oleh beliau diberi atau
dilindungi oleh hukum yang berlaku.
Mohon
maaf, sehingga saya memberanikan diri minta ijin kepada Bp. Prabukusumo
untuk memperhatikan Ajaran Kejujuran dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX
tersebut dalam bentuk http://ajaranbudisrisultanhamengkubuwonoix.blogspot.com/
AJARAN BUDI PEKERTI SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX
Rabu, 04 Desember 2013
Sabtu, 26 Mei 2012
= UANG
Jika "UANG" yang jadi pegangan leluhur kita itu mungkin nenek moyang kita atau bapak ibu kita telah hapus dari muka bumi ini karena ROMUSHA. Tapi para Pahlawan itu telah menyabung nyawa dan darahnya, mereka telah melukis bumi ini dengan darah segarnya, karena hidupnya untuk kemuliaan yang semata-mata untukNya.
= Sri Sultn Hamengkubuwono IX
GURU BESAR
Guru Besar yang selalu merendahkan diri
Guru Besar yang menyayangi rakyatnya
Guu Besar yang menyayangi para ibu, simbok dan para bakul
Guru Besar yang mencintai para petani
Guru besar yang sangat pandai mengolah cipta, karsa, rasa
Guru Besar yang sangat sederhana
Guru Besar yang tidak mau dikultuskan
Tapi juga Guru Besar yang selalu mengajak kita untuk berfikir
Guru Besar yang tahu bahwa murid-muridnya akan lahir
Guru Besar Yang Sangat Pamberani tetapi tidak memperlihatkan keberaniannya
Guru Besar yang Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo
Guru Besar yang sangat faham apa itu JAWA
Guru Besar yang Pahlawan
Guru Besar yang Jendral dari Segala Jendral
Guru Besar yang monumennya berupa monumen yang nyata
Pahlawan yang karyanya tetap mengalir sampai sekarang
Guru Besar yang mencerdaskan para Profesor
Guru Besar yang telah menyelamatkan kita dari para penyerbu Kraton
Guru Besar yang telah menyelamatkan bapak dan ibu kita dari Romusha
Guru Besar yang peduli akan kelangsungan jiwa raga bangsanya
Mohon maaf, jangan sampai kita berkata bahwa tidak akan ada insan mulia seperti beliau,
karena beliau akan menangis disana, karena beliau adalah Guru yang ingin murid-muridnya jauh lebih pandai dan mulia dari beliau, itulah alasan kenapa beliau mendirikan Perguruan Tinggi yang telah harum di Dunia.
Tapi Sang Guru ini pernah berkata "Jangan Kultuskan Aku"
Aku hanya bisa menangis jika membaca kalbu dan nuranimu
Karena Sang Guru Besar,.. semoga langsung dipilih oleh Yang Maha Kuasa.Amin.
by : wijanarko ( admin MAM )
27 Mei 2012
Selasa, 22 Mei 2012
= UU No 20 Tahun 2003
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Minggu, 20 Mei 2012
= Aditya Sudikno
Buat apa kamu belajar semua kitab dan ilmu ,jika semua itu tidak menjadikanmu rendah hati?
Bukankah ilmu hakikatnya menjadikan kita semakin rendah hati?
apakah artinya ilmu tanpa amal?
apakah artinya amal tanpa ikhlas?
jadi apakah artinya ilmu tanpa ilmu ikhlas?
Sabtu, 19 Mei 2012
Langganan:
Postingan (Atom)